Vietnam dan iklim investasi vs Indonesia

Beberapa kali saya ke daerah pedalaman Vietnam, hampir semua masyarakatnya penuh dengan kesopanan dan rendah hati. Seperti masyarakat kita sebelum diserang "negara api" pada tahun 80an.

Masa peralihan dari negara komunis yang terpimpin, menuju negara terbuka, masyarakat Vietnam masih menyisakan karakteristik "keluguan" khas negara-negara Indochina. Rakyat Vietnam masih menjunjung kesadaran bernegaranya. Meski cara berlalu-lintasnya sengawur bangsa kita, namun secara umum kepatuhan mereka terhadap pemerintah masih sangat tinggi. Itulah mungkin yang membuat banyak Investor merasa nyaman.

Perilaku bangsa kita belakangan ini berubah. Tergantikan oleh budaya berkerumun dan pamer massa untuk menyuarakan sebuah tuntutan, arogansi organisasi buruh yang diperjual-belikan demi politik, membuat beberapa investor kegerahan untuk bertahan. Ditambah geliat militansi agama yg mulai membuat petak demi petak dalam struktur masyarakat kita, sedikit banyak memberi rasa cemas bagi penanam modal. Belum lagi polarisasi politik yang melunturkan kepatuhan terhadap pemerintah, membuat investor kurang percaya diri atas kekuatan pemerintah dalam mengatasi berbagai persoalan buruh.

Investasi sangat penting bagi sebuah negara. Ia mengalirkan "capital-inflow", menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya beli, yg dengan sendirinya memberi keseimbangan bagi ekonomi negara. Investasi adalah oksigen bagi pertumbuhan ekonomi rakyat. Rakyat Vietnam, mungkin menyadari ini sepenuhnya. Mereka menuntuk hak dan melaksanakan kewajiban sesuai aturan negara.

Masyarakat kita tidak lagi seperti Vietnam sekarang. Tidak lagi menganggap negara sebagai integrasi budaya, ekonomi dan politik. Kita semakin sibuk untuk membuat sekat dan memperkecil entitas negara, sekecil Ormas atau Parpol. Bahkan budaya kebangsaan kita yg santun, ingin diganti dengan budaya bangsa lain yg agresif dan ofensif.

Saya teringat alasan sebuah perusahaan elektronik raksasa Jepang, yg memindahkan pabriknya ke Vietnam dari Cibitung 10an tahun yang lalu: "Selalu diintimidasi oleh beberapa Ormas, mereka menduduki pintu masuk pabrik setiap hari demi berebut limbah dengan Ormas lainnya. Terpaksa kami pindah ke Vietnam dan memberhentikan 1700 karyawan".
.
Menyedihkan!
.
.
.
Islah Bahrawi

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatkan Pengetahuan Anda! TAHUKAH ANDA?

Menyambut Ramadhan

Mencampuradukkan ajaran agama lain ke dalam Islam