JERITAN NAKES, masa covid
JERITAN NAKES
" Dok, remun saya cuma tinggal 1.2 juta..saya harus bagaimana ?"
" Dok, gaji kan skrg cuma dibayar 50%, jadi tinggal dua juta,suami dah ngga kerja, keluarga kami 8 orang, bagaimana caranya kami hidup ?"
" Dok, saya hamil..jadi saya dirumahkan, saya tidak digaji lagi, padahal suami saya juga baru berhenti kerja..kami mau makan apa ?"
"Dok, saya nda bawa uang pulang, gaji saya dah habis dipotong utang bank semua..lemes saya"
"Dok, gaji kami cuma 50 % sekarang, THR nda ada, gaji ke 13 apalagi..sedih "
"Dok, dah sebagian teman kami diberhentikan karena RS tidak sanggup bayar gaji lagi, mgkn sebentar lagi kami.. "
" Dok, teman-teman akhirnya ada yg memilih terpaksa keluar, pindah ke RS darurat kr gaji hanya 50% sementara resiko kerja sangat tinggi, kebutuhan keluarga tidak tercukupi pula "
" Dok, kerja kita makin berat, panas..pusing..sesak napas karena pakai APD seharian, kok gaji malah nyungsep..ngga adil ini dok"
😭😭😭
Dan banyak lagi jeritan teman teman nakes terutama perawat.
Di saat wabah Covid-19 ini mereka yang benar-benar berjam-jam berhadapan langsung dengan pasien, dengan penuh resiko, dengan pakaian hazmat yg benar-benar menyiksa..mereka malah merasakan dampak luar biasa..penurunan drastis dr penghasilan yg mmg sudah sedikit.
Walau semua juga mengalami hal yg sama, termasuk dokter dan karyawan.
Turunnya jumlah pasien yang berobat ke RS, dimana kebanyakan pasien yang datang lebih banyak pasien curiga Covid, membuat RS ikut merugi..belum lagi pengeluaran untuk beli APD yg lumayan besar tiap harinya, walau sudah banyak bantuan donasi dari masyarakat.
Hutang BPJS, hutang perusahaan asuransi yg menunda pembayaran..menambah kolaps banyak Rumah sakit.
Walau mereka sama sama berada di garda depan melawan wabah covid, status RS mereka..yg bukan RS rujukan Covid..membuat mereka berbeda nasib dengan saudara kita yg bekerja di RS rujukan covid..
Padahal dalam soal kerja, mereka lebih luar biasa..dengan fasilitas apa adanya, tetap nekad melayani pasien..yg penting tetap kerja melayani..
Fasilitas sudah kurang, Gaji dipotong pula..
Selain pengabdian, itu senua adalah karena mereka tidak ada pilihan..
Bagi mereka, Jangankan berharap dapat insentif seperti yg didapatkan oleh nakes yg bekerja di RS rujukan covid,
Nasib mereka kini bagai diujung tanduk, menunggu waktu keruntuhan saja..jika RS bangkrut, maka mereka kehilangan pekerjaan semua.
Andai pemerintah bisa bersikap adil untuk semua Nakes yg ikut melayani Pasien Covid, berjuang di garda depan wabah..
Belum lagi ketika mereka sakit, kena Covid..hanya banyak diam pasrah, ikut saja keputusan nasib..
Semoga Wabah Berakhir, sehingga penderitaan mereka berakhir..
karena nampaknya sulit berharap banyak di era pemerintahan ini..
Copas FB Eva Sridiana
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=728137417930773&id=100022035647977
Comments
Post a Comment