Teknik komunikasi F.I.R.S.T

JANGAN SERING-SERING CURHAT SAMA TEMAN KARENA TEMAN JUGA PUNYA TEMAN

Saya teringat 4 tahun lalu sewaktu saya menemani belajar anak saya nomor dua yang sedang mau ujian di SMA ia menanyakan sejarah indonesia.

Sayapun bertanya apa yang sudah dipelajarinya? Dan bagaimana guru sejarah mengajarkan pelajaran di sekolah.

Dijawab oleh Fatur bahwa kelas tersebut membosankan gurunya, kayak sedang baca. Datar, tak berirama. Serta hafalan. Misalnya kapan perang dunia ke II? Kapan Julius ceasar mati? Bukannya mengapa perang di ponegoro terjadi? mengapa tsar rusia di bunuh? Siapa kelompok pemuda yang membawa sukarno hatta ke rengasdengklok, kok pinter banget mereka? Jadi seru kita mengetahui mengapa sebuah peristiwa terjadi. Demikian fatur mengeluhkan pelajaran yang membuatnya tidak semangat belajar di kelas sejarah tersebut.

Dengan cerita tersebut, alih-alih bukannya langsung mengajari malah pikiran saya terbang ke sebuah masa lalu dimana saya jadi teringat selagi masa kuliah saya di negeri seberang, salah satu pelajaran wajib bagi murid asing seperti saya adalah mempelajari sejarah amerika, american history 101 nama kelasnya.

Di kelas tersebut siswa didongengkan cerita tentang bagaimana amerika itu terbuat, bagaimana “the land of the free” tercipta, bagaimana “American dream dan everything possible in america” terjadi. Yang membuat saya terkesan adalah ketika hari pertama kelas di mulai saya teringat saya mengambil kelas tersebut dalam liburan summer. Dimana siswa banyak memilih menikmati liburan selama 3 bulan namun banyak pula yang mengambil kelas summer termasuk saya.

Kelas american history 101 di pimpin seorang guru muda wanita, mengajar dan mendongengnya bagus sekali, setidaknya menurut saya.

Dan yang membuat saya terus teringat karena pengalaman di kelas tersebut, ketika dia mengajukan pertanyaan, is there any one here comes from indonesia?

Kelas hening dan saling toleh satu dengan yang lain. Dan saya yang duduk di tengah mengacungkan jari saya, me mam, i comes from indonesia.
Dia mendekat dan menatap saya, Well, very nice. Do you know that america very much possible be located in indonesia instead in here in america as we know today? Dia menanyakan kepada saya apakah saya tahu bahwa negara amerika bisa berlokasi di bumi nusantara bukan di bumi amerika seperti yangkita kenal sekarang.

No mam, i don’t know! Saya jawab dengan otak setengah hang tidak mengerti.

Well class, does any one of you knew about it? Dia menanyakan apakan seisi kelas ada yang mungkin tahu. Yang dalam sekejab di jawab dengan banyak gelengan kepala para siswa.

Baik, maaf saya tidak melanjutkan kalimat dan cerita selanjutnya tentang guru sejarah tersebut namun saya tahu sang guru sejarah saya memiliki kemampuan komunikasi yang baik, sangat baik dan ini menjadi standar mengajar di kampus saya dulu.

Kalimat pembuka tersebut contohnya adalah sebuah teknik komunikasi yang mumpuni. Dalam mind consept atau peta pikiran, cara komunikasi yang di lakukan oleh sang guru tersebut namanya “fascinate” atau sebuah kata pembuka yang bisa membuat seseorang terpaku dan manut dengan apa yang dikatakan pembicara tersebut.

Dalam tulisan ini maksud saya adalah ingin memberikan masukan kepada anak saya mengapa guru-guru saya sewaktu belajar di negeri seberang, pelajarannya gampang dan mudah masuk ke pikiran para muridnya. Karena mereka menggunakan teknik komunikasi yang bisa menghipnotis lawan bicara. Teknik ini seakan menjadi alat standar mengajar.
Hal ini saya ceritakan ke anak saya sekaligus mengingatkan saya bahwa sebaiknya para guru tersebut belajar ilmu komunikasi. Ilmu tersebut sederhana, rumusnya. F.I.R.S.T.

Sekilas saya akan memberikan sedikit ilmu tersebut, nantinya walau di awal memang mungkin agak kaku dalam mempraktekannya saya yakin siapa saja yang melakukannya cepat menguasainya. Garansi, di latih sebentar para guru bisa dengan mudah menguasainya.

Daripada setiap hari bicara di depan murid 2 jam setiap pelajaran namun ngak ada yang nyantol kepela anak didik. Khan lebih baik, memberikan waktu yang sama 2 jam namun masuk ke kepala murid dengan teknik komunikasi FIRST ini.
F adalah kependekan dari fokus atau fascinate. Secara sederhana arti dari Fokus dasarnya adalah mencari minat seseorang (passion), dan fascinate adalah kata atau (pilih) kalimat yang mengagumkan yang membuat semua orang perhatiannya kearah anda, si pembicara.

Seperti kalimat pembuka sang guru sejarah saya yang menggunakan saya sebagai “medium” agar kelas bisa mendapat “focus of attention” dengan pertanyaan, “siapa di kelas ini berasal dari Indonesia?” (dia dapat passion fokus saya) , “tahu ngak anda bahwa amerika itu keberadaanya bisa ngak di sini tapi di Indonesia?”
(kalimat Fascinate(mengagumkan)). Kata-kata berikutnya dari beliau akan membuat kita siap dan terbuka atas informasi berikut. Hal itulah yang akan terus terngiang dalam pikiran murid untuk waktu yang panjang setidaknya di kepala saya.

Atau sewaktu Obama presiden Amerika datang ke kampus UI depok. Obama maju ke panggung dengan setengah berlari ( memberi kesan energik), lalu menatap seluruh ruangan ( menyapa dengan tanpa kata kata) lalu tersenyum, dan membuka kalimat dengan “ pulang kampung ni yee”. Kalimat itu langsung masuk di “top of Mind”. Diteruskan dengan “Sateeeee..”
Tepuk tangan meriah dan panjang adalah “feedback” tanda pendengar suka atau hatinya terambil oleh Obama (pada saat itu). Dalam seketika dia sudah mengambil alih perhatian semua orang. Kalimat selanjutanya semua orang sudah open mind dan mengangguk.

Tentu dengan F saja belum membuat seseorang akan mengerti dan faham maksud anda. Apa lagi menjalankan, namun pembukaan yang benar membuat 4 hal tersisa akan mudah dilaksanakan. Dan dengan mudah anda menjadi “master” pembicara.

Selanjutnya ada I, R, S. Terakhir adalah T.
T adalah kependekan dari “termination”. Penutupan. Database masuk dalam pikiran atau program harus di kunci, di lock, di tutup. Kalimat terbuka atau tidak di tutup membuat pikiran tidak mengerti karena tidak lengkap data masuknya.
Bayangkan pikiran manusia adalah computer. Dalam bahasa komputer kita akan memprogram dengan “if” “then”. If (jika) di pencet angka” 2” dan “shift” , then (maka) akan mendapatkan “@”. Itu ilustrasi cara kita membuat program.

Dalam komunikasi, banyak orang tua merasa anaknya membandel karena tidak nurut. Sudah diperintah dengan jelas, “jangan banting itu pintu” sang anak tetap menutup pintu dengan keras, “Nak nanti jangan lari-lari di rumah tante A ” ternyata sang anak bercanda kejar-kejaran ..sampai...prank!, ada piring pecah.

Kita mungkin menganggap anak tersebut bandel. Namun dari sisi komunikasi, maka sebenarnya kita yang salah.

Kalimat langsung tersebut tidak menggunakan kaidah FIRST. Kalau menggunakan teknik tersbeut komunikasi nya begini:

Denger mamah sebentar ya nak (F).
Kamu kan anak pinter (I), anak pinter nurut sama saran mamah khan? (R)
Nanti di rumah tante jangan lari-lari ya (S)
karena di rumah tante banyak piring keramik (T) nanti pecah (if), bisa melukai kaki dan membuat tante sedih(then).

Anda akan terkejut dengan 5 kalimat singkat tahu-tahu anak anda menjadi anak yang baik, manner dan anggun. Itu adalah teknik FIRST, saya mohon maaf tidak menjelaskan dengan rinci (IRS) nya karena saya pikir belum tentu para sahabat memerlukan ilmu sederhana ini. yang sudah dibaca panjang-panjang menggurui lagi. Mohon maaf ya, hanya sedikit berbagi.#peace

Mardigu WP

Comments

  1. Tadi malam sy mendengar d chanel youtube bosman mardigu. Kalimatnya persis sm semua dg ketikan pd artikel

    ReplyDelete
    Replies
    1. Comment sya pun hampir sma. Mampir ke blog ini karena lihat channel bosman

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan