Mengundang investor seluas-luasnya
MENGUNDANG INVESTOR SAJA SUDAH MENGERIKAN BAGAIMANA KALAU SELUAS-LUASNYA YA?
___________
KEPADA:
YTH. BAPAK JOKO WIDODO
PRESIDEN RI
Salam Hormat,
Mohon maaf sebelumnya Pak Presiden. Saya membaca status Bapak pada tanggal 15 juli kemarin. Isinya Bapak berencana ingin mengundang investor seluas-luasnya ke negara kita.
Mohon maaf, Pak Presiden. Kalau istilahnya "mengundang", yang dimaksud pastilah orang yang berasal dari luar. Kalau ia adalah investor, berarti investor itu berasal dari luar negeri alias investor asing.
Mengundang mereka saja sudah menakutkan bagi kami, Pak Presiden. Apalagi jika ditambahi dengan istilah "seluas-luasnya".
Perlu diketahui, Pak Presiden. Sejak tahun 2014, negara ini sudah mengundang para investor asing itu ke daerah kami, Kalimantan Barat. Lalau merekapun datang.
Karena menjadi tamu undangan negara, mereka dilayani dengan baik oleh para pemimpin kami di daerah ini. Apapun yang diminta, dipenuhi oleh para pemimpin kami. Termasuklah mereka meminta untuk mengelola tanah dan air kami.
Apa yang terjadi, Pak Presiden?
Saat ini 2/3 lahan kami dikelola oleh para investor raksasa, Pak Presiden. Luas lahan kami sebesar 14,7307 juta ha, sisanya kini tak sampai 5 juta hektar lagi. 10 juta hektar lahan telah diberikan kepada para investor itu, dimana Lima juta hektar diberikan kepada 721 perusahaan tambang swasta, dan lima juta hektar untuk pengusaha sawit yang hanya terdiri dari 5 grup perusahaan saja.
Penduduk di Kalimantan Barat ini ada 6 juta jiwa, Pak Presiden. Sebagian besar adalah petani yang mengandalkan tanah untuk mencari nafkah. Kini sudah 2/3 lahan kami diserahkan dan dikelola oleh para investor yang negara mulia-muliakan itu. Sisa 1/3-nya lagi sebagian besar adalah hutan lindung, wilayah perairan, dan lahan pemukiman.
Sementara itu luas tanah garapan kami, tak pernah bertambah, Pak Presiden. Dan sepertinya tak akan pernah mungkin bisa bertambah lagi.
Lalu jika Bapak mengundang lagi seluas-luasnya para investor itu, tanah yang mana lagi yang akan diberikan?
___
Terkait dengan lapangan pekerjaan, Pak Presiden. Apakah setelah para investor itu mengolah 2/3 lahan kami, anak-anak muda kami semakin mudah mendapatkan pekerjaan?
Mohon maaf. Jawabannya tidak, Pak Presiden. Mereka masih teramat sulit mendapatkan pekerjaan. Para pemuda tamatan SMA kami banyak yang ngaggur. Sementara tamatan sarjana dbanyak yang terpaksa harus menjadi tukang ojek online, Pak Presiden.
Jadi, jika investor itu diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan, kenyataannya tak terbukti, Pak Presiden. Silahkan blususkan sendiri ke kota-kota dan desa-desa kami.
Sebagai penutup, mohon maaf kami haturkan kepada Bapak...bahwa kami sangat berharap agar berkenan kiranya Bapak Presiden membaca kembali Pembukaan UUD 1945, dan mengkajinya dengan kejernihan hati. Semoga dengan membaca kembali dokumen itu, Bapak Presiden dapat memahami maksud dan tujuan para founding father dalam mendirikan Republik ini.
Pontianak, 16 Juli 2019
Hormat Kami
Beni Sulastiyo
Petani Kecil
Comments
Post a Comment