KEBUNTUAN DEMOKRASI vs KHILAFAH

*KEBUNTUAN DEMOKRASI MEMBUKA PINTU PELUANG BAGI TEGAKNYA KHILAFAH*

_Oleh: Nasrudin Joha_

Pagi ini (21/5), umat Islam benar-benar menyaksikan puncak kemunafikan demokrasi. Ketika umat ini, merasa prihatin dengan kondisi kepemimpinan nasional, merasa perlu untuk terlibat dalam proses politik demokrasi, mengunggah aspirasi politik melalui kertas suara yang disediakan KPU, ternyata suara-suara itu akhirnya kandas dan dicurangi.

Umat hanya digiring seperti bebek angon, diajak masuk ke bilik persegi, disihir agar membubuhkan suara di kotak kardus, namun akhirnya pengumuman pemenangan itu bukan diambil dari suara yang dibubuhkan umat. Keikutsertaan umat dalam proses pemilihan demokrasi, hanya dijadikan dalih legitimasi bahwa pemimpin yang terpilih masih dikehendaki rakyat.

Saat proses kampanye yang tidak _fair,_ keberpihakan aparat dan perangkat negara, sampai diabaikannya berbagai bukti kecurangan pemilu, nyatanya itu semua berujung pada pengumuman pemenangan berdasarkan keputusan suka-suka yang diumumkan di tengah malam yang gelap gulita. Prosesnya mencuri, pengumumannya juga mencuri.

Sebenarnya, jika pemilu tahun ini jujur, keputusan pemenangan berdasarkan aspirasi yang nyata, demokrasi masih bisa eksis untuk beberapa waktu ke depan. Namun, begitu demokrasi menikam aspirasi umat, demokrasi menampakkan wajah aslinya, demokrasi terbongkar hanya sarana para pemburu kekuasaan untuk terus berkuasa, di situlah pintu gerbang menuju khilafah semakin terbuka.

Khilafah akan menjadi arus mainstream perjuangan umat untuk melawan penindasan dan kezaliman. Umat, tak akan mau menunggu lama hingga lima tahun lagi untuk memperoleh keadilan dan perubahan. Umat, akan banyak mengkaji bagaimana Rasulullah SAW meniti jalan menuju kekuasaan Islam, menuju _Daulah Islam._

Umat ini perlahan namun pasti akan meninggalkan demokrasi, umat ini akan kembali pada jalan dakwah yang syar'i untuk mewujudkan kepemimpinan yang diridloi. Umat ini akan semakin matang memahami peta jalan perubahan yang digariskan oleh Islam, dan kemudian Istiqomah meniti jalannya.

Fase selanjutnya, pasca pengumuman paksa ini, adalah dinamika kecurangan yang hanya akan disikapi sinis oleh rezim. Teriakan demonstrasi dan unjuk rasa damai akan dianggap angin lalu oleh rezim.

Rezim akan terus menjalankan kekuasaan curang di atas legitimasi formal, tanpa mengindahkan legitimasi substansial. Akan ada jarak yang menganga, antara umat dan penguasa zalim.

Hari-hari selanjutnya, akan membawa umat pada harapan sejati akan keadilan dan kemakmuran, yang hanya mampu diwujudkan dengan menegakan syariat Islam. Peta jalan penegakan Islam melalui institusi khilafah, akan menjadi objek kajian utama bagi umat untuk meniti jalan perubahan.

Sesungguhnya rezim ini tidak sadar, sedang membendung aspirasi umat untuk percaya kepada demokrasi dengan berbuat curang. Benteng kecurangan rezim, justru akan memalingkan umat dari kekuasaan rezim, dari demokrasi culas, dan berusaha meniti jalan sejati menuju keadilan dan kemakmuran yang hakiki, itulah jalan Islam.

Umat akan mengkaji secara mendalam hakekat dakwah menyiapkan umat untuk menegakkan Islam _kaffah._ Umat dan militer, akan mendalami methode _Tholabun Nushroh_ untuk menegakan Islam. Sampai akhirnya, umat dan _ahlul quwwah_ menemukan momentum tepat untuk mengakhiri demokrasi dan segera menegakan sistem Islam khilafah. _InsyaAllah._ []

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatkan Pengetahuan Anda! TAHUKAH ANDA?

Menyambut Ramadhan

Mencampuradukkan ajaran agama lain ke dalam Islam