Kesaksian anggota Brimob 22 Mei

Karena banyak yang meminta saya untuk menanggapi, maka saya akan tanggapi dengan status yang sangat panjang. Jangan baca jika kamu pikir saya adalah pendukung salah satu kubu, karena cara saya mendukung hanya dengan mencoblos, dan sudah. Saya tidak tertarik untuk urusan selain itu. Karena siapa pun presidennya, susu anak saya naik, tetap saja saya pusing sendiri.
💎

Begini. Ini kesaksian adik ipar saya, salah satu anggota Brimob yang mengamankan aksi damai sejak 21 Mei kemarin.

Massa yang pertama kali hadir melakukan aksi sesuai agendanya. DAMAI. Bahkan ada media asing yang menyoroti mereka dan menggeleng kagum sebab dalam kondisi berbeda tujuan, baik aparat maupun para pendemo, mereka duduk bersama melakukan dzikir, salawat, dan takbir. Saat waktu berbuka, mereka duduk dan makan bersama-sama.

Benar-benar damai kelompok pertama itu. Kerja aparat tidak berat.

Namun, pada pukul sepuluh, setelah kelompok tersebut bubar. Saat aparat akan membubarkan diri (setelah absen) tiba-tiba saja muncul kelompok lain dengan takbir yang sedikit berapi-api.

Kontan para aparat mulai kewalahan, karena lokasi sudah dianggap bersih.

Entah dari mana datangnya kelompok tersebut, karena adik ipar saya yakin mereka bukan kelompok yang sama. Mereka orang-orang yang berbeda yang datang tidak dengan damai.

Mereka anarki, mereka mendorong-dorong aparat sambil teriak, "Tembak, Pak, tembak."
Beberapa orang berusaha memprovokasi aparat dengan melempar petasan dan batu.

Iya, betul, terjadi aksi saling dorong antara massa dan aparat. Tapi kita semua jelas tahu sebab dan tujuannya apa.

Lalu, karena keadaan semakin memanas, seperti biasa, aparat menyemprotkan gas air mata. Beberapa petugas menembaki dengan peluru karet. Ini real, ya, PELURU KARET, bukan peluru sungguhan. Silakan kalian baca di Instagram Aksi Cepat Tanggap, tim mereka ada di sana sejak tadi malam, membantu para korban yang terkena peluru karet.

Memang benar ada suara tembakan terdengar, bukan laras panjang (senjata Brimob adalah laras panjang) suara tembakan itu identik dengan suara pistol.
Aparat  tidak diizinkan membawa senjata tugas, mereka diberi senjata yang berisi peluru karet. Ini belum diketahui dari mana sumber tembakannya.

Aparat sempat meminta massa untuk pulang, karena mereka juga belum pulang ke rumah sejak siang. Terlebih adik ipar saya, istrinya sedang hamil anak pertama. Sulit 'kan tugasnya?

Kesimpulan sementara, kelompok yang datang pada kloter kedua bukanlah orang-orang dari Jakarta. Kemungkinan besar mereka adalah orang-orang yang mudah terprovokasi untuk melakukan kerusuhan.

Bahkan Prabowo sendiri pun tidak mengakui mereka sebagai pendukungnya. Sampai sekarang, adik ipar saya masih berjaga-jaga di Istiqlal, karena massa sempat memaksa masuk ke sana.

Catat, ya. Massa dari kelompok pertama menjalankan aksi dan pulang dengan damai. Tidak ada korban apa pun dari kelompok pertama.

Massa kelompok kedualah yang merusuh dan memprovokasi aparat sehingga menembakkan peluru karet dan gas air mata.
Saya malas ikut bicara kalau tidak memiliki sumber valid. Adik ipar saya sudah tiga kali dimintai kesaksian terkait kerusuhan semalam. Sampai detik ini dia bahkan belum pulang ke rumah untuk menjaga tempat yang memang harus dijaga.

Saya tidak habis pikir. Mengapa ada manusia berakal pendek seperti massa pada kelompok kedua itu?
Mempertaruhkan nyawa hanya untuk menuruti bisikan Setan.

Naudzubillah

Kau teriak jihad dan ingin mati syahid?
Kau tidak bisa jihad dengan memerangi saudara sendiri, kau tidak syahid jika mati karena memilih rusuh padahal masih bisa damai.

Saya turut berduka cita untuk semua korban jiwa yang jatuh.
Namun, saya tetap tidak bersimpati dengan aksi mereka.

Coba pikirkan, Prabowo sudah membuat statement bahwa massa kedua bukanlah pendukungnya. Lalu, kalau kalian masuk penjara karena membuat kerusuhan, siapakah yang kalian harapkan bisa menyelamatkan?

Pihak berwenang masih mencari beberapa orang yang diduga menggerakkan massa kelompok kedua. Info ini juga saya dapat dari adik ipar saya.

Kalian bersimpati boleh saja. Tapi jangan lantas menyalahkan aparat seenak jidat. Mereka tidak akan sembarangan menembakkan peluru karet kalau aksi itu benar-benar damai seperti yang dilakukan oleh kelompok pertama.

Jangan kalian bilang aparat bertindak kejam. Karena adik ipar saya ada di sana mengamankan jalannya aksi para manusia bodoh yang merusuh. Meninggalkan istri yang perutnya besar dan siap melahirkan kapan saja.

Jangan kalian menghakimi hanya berbekal postingan orang bodoh di media sosial. Kalian tidak tahu kebenarannya seperti apa.

Kerusuhan terjadi tidak jauh dari rumah saya. Massa kelompok pertama sebagian besar juga datang dari lingkungan saya. Mereka semua bersaksi, tidak mengenal kelompok kedua yang membuat rusuh.

Sadarlah. Negeri ini sedang dipecah oleh penghuninya sendiri. Lalu kalian percaya begitu saja hanya berdasarkan cerita-cerita bohong dari media sosial?

Sudahilah sudahi
Ini rumah kita, ini negeri kita.
Bagaimana bisa orang asing menghargai Indonesia, jika penduduknya sendiri justru ingin menghancurkannya?

Fokus pada ibadah, jangan pernah lupa bahwa ini adalah bulan suci. Amalmu dicatat, dosamu pun dicatat. Jangan biarkan amalan tenggelam oleh dosa yang seharusnya tidak kamu lakukan.

Dari Dee

HALAL ✔

Ps:
KOMENTAR RUSUH, SOK BENAR, NANTANGIN, NYUMPAHI, PROVOKASI, AKAN SAYA BLOKIR. LAPAK SAYA BUKAN AJANG DEBAT, INI TULISAN ADEM BUKAN TULISAN PROVOKASI. BE THE REAL AKAL SEHAT, OK?

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatkan Pengetahuan Anda! TAHUKAH ANDA?

Menyambut Ramadhan

Mencampuradukkan ajaran agama lain ke dalam Islam