Banjir Jkt vs mandeknya normalisasi kali
Tadinya sih saya pengen niru Gubernur Anies, yang tetap sabar menangani dan ga mau nyalahin siapa-siapa soal banjir yang merata di Jabodetabek, bukan cuma DKI aja..
Meski di tengah suasana banjir itu banyak bermunculan spesies berudu yang berteriak "kadrun..kadrun..."
Tapi maaf, saya memang tak seistimewa seorang Anies Baswedan..
Ga bisa lagi saya sabar, jengah saya liat kelakuan si Menteri PUPR Basuki ini yang statement-statementnya di media terus aja nyerang Anies, tanpa bisa ngaca salah dia sendiri dimana..
Tak henti si menteri ini bikin agitasi dan menyerang Anies soal mandeknya normalisasi DAS Ciliwung sejak 2018..
https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4843188/kekecewaan-basuki-ke-anies-banjir-dan-mandeknya-normalisasi-sungai-ciliwung/1
https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4843195/basuki-sedih-normalisasi-kali-ciliwung-berhenti-sejak-2018
Begini ya pak menteri...
Memang proses normalisasi kali Ciliwung itu terhenti sejak 2018 dan baru ada pembebasan lahan sekitar 50% dari total lahan yang harus ditebus..
Memang terhentinya karena APBD DKI yang hampir defisit...
Tapi....
APBD DKI Jakarta hampir defisit karena pendapatan berupa dana bagi hasil dari PEMERINTAH PUSAT sebesar Rp 6,39 triliun belum disetorkan ke Pemprov DKI.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/11/14231021/anggaran-dki-defisit-pembebasan-118-bidang-tanah-untuk-normalisasi
Yang artinya ada andil yang sangat besar dan signifikan dari pemerintahan pusat sehingga proyeknya itu terhenti untuk sementara waktu...
Jadi kalo anda wahai pak menteri mau nyari kambing hitam, ya mestinya tunjuk aja jidatnya presiden anda yang ga becus ngurus ekonomi itu...
Sedangkan kita semua udah tahu, bahwa ada dua faktor lain yang bikin Jabodetabek mendadak kebanjiran di awal tahun ini..
Pertama, curah hujan yang amat sangat tinggi, bahkan katanya tertinggi dalam sejarah, mencapai 377 mm/hr lebih 3,5x lipat dari normalnya yang sekitar 100 mm/hr.
Apa pak menteri mau nyalahin Anies juga atas hal ini?
Emang Anies udah naik pangkat menggantikan tugas Malaikat Mikail ngatur turunnya hujan??
Yang kedua...
Nah ini..
Ini salahnya sampeyan sebenernya, pak menteri...
Buat mengendalikan banjir Jabodetabek, perlu lebih dulu dikendalikan debit air berlebih dari selatan (Bogor dan sekitarnya) ke utara (Jakarta dan sekitarnya).
Maka dibikinlah proyek Bendungan Kering (Dry Dam) Ciawi dan Sukamahi di Bogor, yang proyeknya sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Kementerian PUPR, yang menterinya anda..
Faktanya..
Proyek yang sudah dimulai dari 2016 ini masih aja mangkrak sampai sekarang, meleset jauh dari target...
Mangkrak bertahun-tahun, padahal pak Menteri PUPR ini termasuk menteri 2 periode...
https://wartakota.tribunnews.com/2019/07/31/target-konstruksi-2-bendungan-di-bogor-meleset-berikut-penjelasan-dari-kepala-bbwscc
https://m.bisnis.com/ekonomi-bisnis/read/20190726/45/1129189/lagi-lagi-kendala-lahan-2-bendungan-ini-urung-rampung-akhir-2019
Pake ngeles dan umbar janji lagi kalo proyek bendungannya bakal selesai tahun ini...
Tahun ininya kapan pak??
Ini baru awal Januari, selesai akhir Desember 2020?? 😁
https://nasional.tempo.co/read/1290030/jadi-solusi-banjir-menteri-pupr-bendungan-ciawi-beres-tahun-ini
Jadi kesimpulannya...
Pak menteri, sebelum anda menyalahkan siapa-siapa, coba ngaca dulu gih...
Comments
Post a Comment