Lagi, bupati kena OTT
HORE, BUPATI SIDOARJO KENA OTT KPK
Oleh : Nasrudin Joha
Seolah negeri ini tak pernah sepi dari kasus korupsi, belum lagi kejaksaan Agung mengungkap dalang dibalik perampokan dana Jiwasraya sebesar Rp. 13,7 triliun, kini publik dibuat geger akibat kabar OTT bupati Sidoarjo. Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah, kena OTT KPK dan telah menjalani pemeriksaan awal di Polda Jawa Timur (Jatim).
Bupati Sidoarjo lanjut digelandang KPK dengan beberapa orang terjaring ke Jakarta. Namun sejauh ini, KPK belum membeberkan detail kasus yang menjerat kader PKB ini.
Terpisah, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan menghormati proses hukum yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap kadernya, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah. KPK menangkap Ilah dalam operasi tangkap tangan pada Selasa, 7 Januari 2020.
“Kami menghormati proses hukum yang dilakukan KPK. Tentu kami menyayangkan hal itu terjadi pada kader PKB,” begitu kata Ketua DPP PKB bidang komunikasi Ahmad Iman.
Bupati Sidoarjo yang kena OTT ini dikenal tajir melintir. Dia, tercatat memiliki kekayaan senilai lebih dari Rp 60 miliar. Selain pejabat Bupati, illah juga menjabat Ketua PKB Sidoarjo.
Saiful memiliki total harta kekayaan senilai Rp 60.465.050.509. Saiful Ilah juga tercatat memiliki puluhan aset tanah dan bangunan senilai Rp 32.832.540.100.
Harta tidak bergerak itu tersebar di wilayah Sidoarjo dan Pasuruan, Jawa Timur. Bupati Sidoarjo Saiful Ilah juga memiliki harta bergerak berupa sembilan mobil senilai total Rp 570 juta. Ada pula harta bergerak lainnya senilai Rp 1.444.500.000, surat berharga dengan total Rp 63.500.000 hingga kas dan setara kas senilai Rp 25.554.510.409.
Kita jadi bingung, mau prihatin atau tertawa bahagia ? Jika dilihat kondisi bangsa saat ini, ditengah kesulitan rakyat, kemiskinan yang meraja lela, pengangguran, kenaikan berbagai kebutuhan hidup, peristiwa ini selain memalukan juga memprihatinkan. Namun, ketika mengukur kedongkolan rakyat pada penguasa dan pejabat, kasus ini juga sedikit membuat hati lega.
Artinya, ada balasan dunia bagi pejabat korup sebelum azab sesungguhnya di akherat kelak. Peristiwa ini, sedikit mengkompensasi kemarahan rakyat yang selama ini terpendam didalam dada.
Kasus ini sekaligus membuktikan, partai yang menyebut paling NKRI, paling Pancasilais, ternyata juga korup. Pada faktanya, Pancasila memang hanya dalih untuk menutupi perilaku bejat para penguasa ketika mencuri harta rakyat.
Lagi-lagi, semua kerusakan di negeri ini ulah pejabat, bukan karena rakyat malas, apalagi karena keinginan umat pada penerapan syariat Islam secara kaffah. Perlahan, semua yang menebar angin akan menuai badai.
Semua yang memerangi syariah Islam, menzalimi para pengembannya, akan 'ngunduh uwohing pakerti'. Wahai manusia, bertaubatlah. Sesungguhnya masih banyak jalan menuju ketaatan. [].
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=151182239634607&id=100042284959739
Comments
Post a Comment