Renungan Dunia Pendidikan

Dear Mas mentri Nadiem
 
Kmarin pagi saya datang ke sekolah anak saya demi undangan dari mereka perihal keterlambatan dan ketidakhadiran anak saya di sekolah yang sudah cukup sering terjadi. 
 
Pihak sekolah menunjukkan tulisan anak saya yang dibuatnya ketika diberi perintah untuk menuliskan alasan kenapa dia datang terlambat ke sekolah. 
_______________________________________________
Saya Terlambat Sekolah

Saya terlambat sekolah karena belum punya rasa semangat untuk hadir di sekolah. Sebab belum ada suatu apa yang saya dapat di sekolah ini selain kejanggalan selama 7 bulan. Kejanggalan seperti guru-guru yang melenggang dengan santai melewati siswa-siswa yang dihukum karena terlambat, guru-guru yang tidak hadir di kelas tanpa kejelasan, pembelajaran yang sama sekali tidak relevan dengan materi dan silabus. 
 
Saya belum sampai pada penalaran mengapa sekolah masih saja dilanjutkan sehingga memperbudak hampir seluruh kepala siswanya. terpenjara disini hampir belasan jam tentu jadi alasan saya berpikir dua kali berangkat. Disaat saya datang bergegas, membawa beban berbelas kilogram di punggung, sekolah nyatanya tidak memberikan yang semestinya kami terima.

Saya belum sampai pada penalaran difungsi manakah sekolah sebenarnya dijalankan selain memberi stempel di setiap siswanya untuk menjadi budak koorperat yang selamanya akan terpenjara. Saya masih belum sampai pada penalaran makanya saya selalu memikirnya setiap pagi. Merasa begitu kotor saat tidak berdaya melawan hal-hal yang badan dan kepala saya tidak menyetujuinya.  
 
Sekolah awalnya dibangun dengan konsep taman, "Taman Siswa" tempat orang-orang menjadi terpelajar lewat diskusi-diakusi. Maka saya belum sampai pada penalaran sebenarnya apa yang dilakukan sekolah sekarang. Saya terlambat karena saya merasa jiji terhadap diri yang masih butuh kelegalan ijazah dari sekolah milik pemerintahan yang seharusnya menjamin pendidikan saya.  
 
Saya belum sampai pada penalaran sebenarnya apa yang harus saya dapat di sekolah. ilmu pengetahuan atau tata krama? saya rasa saya tidak mendapat keduanya. ilmu pengetahuan tidak diajarkan, melainkan hanya didiktekan. tata krama juga tidak dicontohkan, hanya didiktekan. seperti inikah saya harus membentuk diri? manusia tukang dikte. saya terlambat karena saya merasa masih asing dengan sekolah ini.  
 
Kira-kira berapa kali pemikiran ini membesit di kepala warga sekolah ini? warga sekolah ini.  
 
Apabila saya sudah melewati "pendidikan" yang begitu panjang. lantas saya berhak membuat orang yang saya ajarkan merasakan perih yang tidak masuk akal supaya mereka paham bahwa pendidikan adalah hal mahal yang sepatutnya dibayar dengan pembuktian?  
 
Sekolah mengajarkan hal-hal yang bisanya cuma digunakan dalam lingkaran setan pemerintahan. penipuan-penipuan manis yang sudah merambat di setiap kepala umat. sekolah merampas hak-hak kemerdekaan siswa, dalam bersuara terutama. saya terlambat karena merasa jengah dengan diri yang masih bertahan karena tuntutan keluarga yang kepalanya tertempah dengan ilusi yang dibangun penguasa lalu disampaikan lewat sekolah.  
 
Saya terlambat karena: 
 1. saya belum sampai pada penalaran mengapa sekolah tega memenjarakan anak-anaknya selama belasan jam.  
 2. saya belum sampai pada penalaran sebenarnya pentingkah ada keadilan di sekolah.  
 3. Saya belum sampai pada penalaran sebenarnya mengapa saya butuh waktu yang lama untuk menalarkan ini semua 
 4. Saya merasa bersyukur diberi kesempatan untuk menulis hal ini dan berharap dapat didengar.  
 5. Saya belum mampu melawan dan mencari jalan lain yang disetujui keluarga besar.  

Lalu saya masih mempertanyakan apa sebenarnya fungsi saya berada di sekolah. Saya belum paham selama 6 tahun belakangan karna saya terlalu bodoh atau tidak ada yang sudi menjelaskannya. 

Saya rasa saya termakan stigma umum dan terpaksa berada disini menyelesaikan tuntutan 12 tahun negara. 

Saya rasa saya bodoh dan akan tetap tertinggal pada kebodohan ini kalau memang kebodohan inilah yang berusaha sekolah tanggungan pemerintah tanamkan dikepala saya selama 12 tahun agar menjadi bagian dari diri saya. 
________________________________________________

Merujuk dari tulisan anak saya ini, pihak sekolah berdiskusi dengan saya, jalan apa yang bisa diambil demi anak saya yang cukup berprestasi di sekolah. karena pihak sekolah pun tak tega melihatnya merasa terpenjara namun harus tetap bertahan di sekolah ini, yang alih alih membuatnya sering tidak mengikuti peraturan sekolah. mereka menyarankan agar saya memindahkan anak saya ke sekolah yang sekiranya mumpuni untuk memenuhi tuntutan anak saya yang idealis, kembali bersekolah di -sekolah swasta- tempat anak saya mendapatkan pendidikan dasarnya, yang biaya perbulannya bagi saya yang hanya seorang guru cukuplah besar jumlahnya.  
 
Option kedua, Pihak sekolah menyarankan  homeschooling saja dan ikut ujian paket C demi mendapat ijazah untuk melanjutkan cita-citanya lulus seleksi di fakultas filsafat UGM. Sehingga anak saya akan lebih mudah mengatur waktu untuk kegiatan-kegiatannya di Forum Anak, komunitas penulis lepas, Komunitas Binjai Kota Cerdas, mengisi beberapa acara literasi, dan kegiatan bedah buku Antologi puisi karyanya sendiri, yang mana selama ini menjadi salahsatu alasan tidak hadirnya ia ke sekolah. 

Saya selaku orangtua gadis kecil saya ini mohon maaf atas kata-kata anak saya yang cukup pedas mengkritik sistem pendidikan yang dialaminya beberapa tahun belakangan ini. Namun saya merasa tidak bertindak adil jika saya meredam suaranya yang cukup lantang menuntut haknya.  
 
Sekali lagi saya mohon maaf, namun berharap perhatian dan tanggapan dari Mas mentri demi suara gadis kecil saya ini.  
 
Salam hormat saya
Ibu dari gadis kecil yang membuat tulisan ini.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3289347084425909&id=100000519491820

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan