Apakah Imam Syafi'i pernah mengadakan tahlil kematian ketika guru tercintanya yakni Imam Maliki wafat?
Jangan tanyakan pertanyaan ini, resiko dilempar sandal.
Oleh Siswo Kusyudhanto
Ini pertanyaan masuk kategori berbahaya, dan jangan coba-coba tanya bisa jadi dilempar sandal nanti, soalnya saya pernah tanya seorang kyai dan hampir dilempar sandal.
Pertanyaan itu simpel sebenarnya, saya bertanya "Apakah Imam Syafi'i pernah mengadakan tahlil kematian ketika guru tercintanya yakni Imam Maliki wafat?".
Seperti kita ketahui agama ini sampai kepada kita melalui ratusan ulama bahkan ribuan ulama dari jaman ke jaman, termasuk para imam madzhab, dan dalam kehidupan mereka untuk beberapa hal sama dengan pada umumnya dengan kita seperti juga ada orang mati.
Imam Syafi'i adalah salah satu ulama besar, pendiri madzhab Syafi'iyah, beliau termasuk brilian sejak kecil, ketika masih berumur 7 tahun sudah hafal 30 juz Al-Qur'an, ketika berumur 13 tahun sudah hafal Kitab Muwatho' karya Imam Maliki, padahal ini kitab tergolong kelas berat, dan menjadi kitab utama dari madzhab Malikiyah, dan konon bahkan sudah menjadi Imam besar Masjidil Haram di Makkah pada usia remaja, MasyaAllah.
Ketika Imam Maliki wafat pada tahun 179 Hijriyah usia Imam Syafi'i sekitar 29 tahun dan sudah menjadi ulama besar, nah pertanyaannya "apakah ada kisah Imam Syafi'i pernah mengadakan tahlil kematian bagi Imam Maliki?". Jawabannya tentu tidak pernah terjadi, karena amalan Tahlil kematian belum ada dijaman itu, amalan ini datang jauh setelah para imam madzhab wafat., Waalahua'lam.
Makanya kadang heran ada ustadz atau pemuka agama membela tahlil kematian dengan menggunakan kisah Tabi'in yang hidup sebelum kehidupan para imam madzhab, emang dalilnya melalui lorong waktu hingga sampai ke jaman kita?, Tentu mustahil.
Jika pertanyaan ini ditanyakan di ruang publik dimana banyak orang dapat melihatnya mungkin pembela tahlil kematian takut orang awam yang membacanya jadi bertanya serupa ke guru-guru mereka, waalahua'lam.
Lalu dari mana datangnya amalan ini?, dan sejak kapan diamalkan di Indonesia? Ini kutipan dari tulisan yang diakui para pelaku Tahlil kematian. Dari yasinan.co.
.....Untuk menuangkan kegelisahan warga NU, akhirnya KH. Muhammad Danial Royyan yang merupakan ketua tanfidziyah PCNU Kendal periode 2012-2017, menulis sebuah buku tentang sejarah tahlilan. Buku tersebut berjudul Sejarah Tahlil dengan tebal viii, 72, dan di cetak pertama kalinya pada tanggal 17 Februari 2013 dengan penerbit LTN NU Kendal yang bekerja sama dengan Pustaka Amanah Kendal.
Pada pembahasan buku yang ditulis oleh KH. Muhammad Danial Royyan tersebut terdapat pembahasan tentang siapa yang menyusun pertama kalinya bacaan tahlil ini. Menurut Beliau penulis buku sejarah tahlil, penyusun bacaan tahlil pernah dibahas dalam suatu forum Bahtsul Masail. Yang hadir di forum tersebut merupakan para Kyai yang ahli Thariqah.
Hasilnya ada yang berpendapat bahwa penyusun bacaan tahlil yang pertama yaitu Sayyid Ja’far Al-Barzanji. Namun, ada yang berpendapat lain bahwa yang menyusun tahlil yaitu Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad. Setelah dibahas di dalam forum tersebut pendapat yang dianggap paling kuat adalah pendapat yang mengatakan Imam Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad sebagai penyusun yang pertama kalinnya.
Dasarnya yaitu argumentasi yang mengatakan bahwa Imam Al Haddad wafatnya pada tahun 1132 H lebih dulu dari pada wafatnya Imam Sayyid Ja’far Al Barzanji yang meninggal pada tahun 1177 H. Dan diperkuat dengan tulisan Sayyid Awi bin Ahmad bin Hasan bin Abdullah bin Alwi Al Haddad di dalam syarah Ratib Al Haddad, yang menjelaskan bahwa kebiasaan dari imam Abdullah Al Haddad ketika selesai membaca Ratib yaitu membaca tahlil....
Semoga tulisan ini bermanfaat, bukan untuk berdebat tapi usaha untuk berfikir logis dan ilmiah.
https://m.facebook.com/groups/415211212595740?view=permalink&id=666635350786657
Comments
Post a Comment