Teknis pembuatan APD Hazmat

Gw udah paling ribut dari awal . 
Demi keamanan para tenaga Medis.
Ini urusan Kemenkes mengadakan APD , spesific nya  baju HAZMAT standart WHO . Ini bukan wilayah dan urusan nya rakyat .
Si influencers  itu di gerakan supaya semua orang heboh  dan simpati .
Supaya semua orang gotong royong produksi APD .
Coba Lihat postingan ku dari bulan lalu mengenai baju hazmat ini.
Bukan apa2 ini Virus Ganas, 
 yg kita  dihadapi , dunia  jg belum tahu cara mengatasinya .
Pemerintah membiarkan semua pihak bebas memproduksi APD . 
Harusnya kita ini rakyat ...
Teriak kenceng2 di sosmed ....
minta pemerintah menyediakan nya untuk Dokter2 dan RS .  Bantu menyuarakan kegelisahan IDI( Ikatan dokter Indonesia ) yg resah tidak di cukupi perangkat APD nya. 

Kita belum terlambat ...
Terus minta pemerintah tanggung jawab pakai uang negara hasil  hutang .yg gede itu ...
Mega Hutang yg baru dirilis itupun bayarnya akan pake keringat rakyat ...keringat kita . 

Makanya tingkat kematian Tenaga Medis itu tinggi.... inilah  salah satu penyebabnya 😭
-'xxxxxxxxxxx😱😭

.INFORMASI SANGAT PENTING,
Mari kita bantu sebarkan..

Innalillahi wa innailaihi rojiun.
Pelepasan jenazah 
Berguguran satu per satu pahlawan medis kita yang bekerja digaris depan.

2 minggu lalu saya sempat ucapkan saat LIVE di IG, bahwa banyak yang mendonasikan hazmat namun tidak sesuai standard bio hazard safety PPE dan belum semua nakes kita mengerti standard PPE (Personal Protective Equipment) atau alat pelindung diri sesuai keamanan Biohazard.

Saya tidak punya kemampuan menjelaskan ke nakes seluruh Indonesia, untuk tidak memakai hazmat yang tidak memenuhi standar PPE karena dijahit menggunakan benang yang akan membuat rongga di bahan non-woven; hal ini berbahaya karena bisa memberi celah virus yg berukuran nanometer untuk masuk tanpa disadari pengguna hazmat.

Berdasarkan biohazard safety PPE, standard dari WHO: Bahan yg digunakan adalah spundbond 75 gm antibacterial PPE medical.

Lalu dilakukan sewing menggunakan ultrasonic seaming machine.

DILARANG menggunakan jarum dan benang karena akan melubangi kain kecuali pada lingkar tangan dan kaki yang menggunakan karet, karena bila menggunakan ultrasonic maka akan membuat karetnya kendor (oleh karena itu pada pergelangan tangan harus ditutupi handscone, dan pada pergelangan kaki dilapisi shoe-cover).

Mengapa bagian badan tidak boleh menggunakan jarum benang jahit? Krn Ukuran jarum dan benang melubangi 0.4 millimeter, sedangkan ukuran virus 0.3 nanometer atau 0.003 milimeter, dan memberi celah virus untuk masuk.

Setelah di-sewing, maka segera dilakukan proses bleach sanitizing dengan komposisi 1 : 11 menggunakan mesin sanitizing.

Lalu sterilization preassure dengan ruangan kedap steril tekanan rendah (3bar).

Setelah itu diproses UV selama 5 menit.

Setelah selesai masukan hazmat ke plastic vacuum dan terlebih dahulu di proses antibacterial.

Sampai saat ini banyak produsen konveksi yang menjahit APD Hazmat tanpa memikirkan aspek keselamatan, karena ghirohnya maasyaAllah baiknya mereka, dengan tidak mengurangi semangat mereka, semoga informasi ini bisa tersampaikan dengan baik.

Saya mohon yang akan melakukan donasi hazmat dengan jahitan mesin jahit biasa, pikirkan mereka tenaga medis yg akan mengenakan, banyak diantara mereka juga yg kurang paham SOP. Bilapun sudah terlanjur diproduksi, hazmat  tersebut  bila nantinya akan dipakai harus dilapisi dengan Surgical Gown agar menjadi PPE phase 2.

Niat baik harus dilakukan dengan benar, jangan asal sumbang aja, 
kasihanilah mereka para pejuang medis yang berada digaris depan.

Semoga menjadi renungan.( Copy paste dr Alumni IKAFK Unair)🙏🏻

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10221821300904485&id=1316234657

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatkan Pengetahuan Anda! TAHUKAH ANDA?

Menyambut Ramadhan

Mencampuradukkan ajaran agama lain ke dalam Islam