paradoks status politik dan kegoblokan

Cekidot...

Ini paradoksnya. Kalok gua nyetatus berbau politik, di satu sisi gua pasti nyorotin moral orang laen, di sisi laen orang cenderung nganggep gua bejat moral, susah banget untuk hanya fokus pada aspek moralnya tanpa keseret bau politiknya atau sebaliknya liat politik doang tanpa perhatiin moralitasnya.

Itu sebabnya, kegoblokan bukan hanya bisa lenggang kangkung di dunia politik, orang cerdas dan pintar pun bisa mendadak goblok saat bersentuhan dengan politik.

Nggak perlu terjun ke politik praktis, cukup komentar aja, langsung melejit gobloknya. Perhatiin dah, saat status gua terkait politik, maka kecerdasan gua pun langsung ngedrop beberapa poin.

Lebih goblok lagi, masih aja gua terusin nyetatus beginian.

*Pantesan politisi handal itu selalu rela dipandang goblok dan bahkan nggak masalah dianggap bejat moral. Pantesan dunia politik dijejali orang bodoh dan para preman. Terkait ini, saran gua sih terapkan standar kecerdasan dan moral yang lebih tinggi. Tapi gimana ya, duit juga yang banyak bicara. Hadeh, makin goblok dah gua.

https://www.facebook.com/714484144/posts/10157689889989145/

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatkan Pengetahuan Anda! TAHUKAH ANDA?

Menyambut Ramadhan

Mencampuradukkan ajaran agama lain ke dalam Islam