Khilafah tak butuh PDIP

KHILAFAH TEGAK TAK MEMBUTUHKAN MEGA ATAU PDIP

Oleh : Nasrudin Joha

Sekali lagi, kami tegaskan bahwa kami tak melayani tantangan debat Megawati soal khilafah, tak akan datang untuk ketemu anak buah mega di DPR, bukan karena kami takut. Namun, kami melakukan itu karena kami memilih amalan prioritas, yang lebih memiliki bobot untuk tegaknya khilafah, ketimbang membuang waktu percuma dengan PDIP.

Kami juga perlu tegaskan, khilafah tegak tak butuh mega atau PDIP. Secara sebagian maupun keseluruhan, khilafah tak butuh PDIP. Jadi kami tak perlu memahamkan PDIP, atau meminta dukungan PDIP, untuk menegakan Daulah khilafah.

Secara zahir, khilafah tegak itu diatas dua pilar : dukungan umat dan penjagaan militer. Karenanya, kami hanya melayani diskusi dengan umat dan militer. Sementara secara bathin, secara hakekat, khilafah tegak itu hanya butuh Nasrullloh, pertolongan Alllah, yang hanya bisa ditempuh dengan menjalankan ketaatan.

Karena itu, maaf sekali lagi kami tegaskan kami tak membutuhkan PDIP. Karena itu, kami kaum milenial yang merindukan khilafah tak merasa memiliki urgensi untuk bertemu mega, apalagi hanya dengan anak buahnya di DPR.

Hanya  saja, kami jelas tak mau diminta berhentilah berdakwah apalagi diusir dari negeri ini. Kami lahir dan dibesarkan dinegeri ini, kami telah memberikan dedikasi untuk menjaga negeri ini.

Kami tak pernah korupsi, menjual aset negara, utang, menyusahkan rakyat dengan kenaikan BPJS, pajak, TDL, dll. Jadi, kami lebih memiliki kehormatan untuk mendatangi umat, berdiskusi dengan umat, menjelaskan masalah yang dihadapi umat dan masa depan khilafah solusi bagi umat.

Kami juga lebih memilih, untuk berdialog Intens dengan para pembesar di militer, yang kelak akan menjaga khilafah dalam penegakannya, juga mengusung risalah Islam keseluruh penjuru alam dengan dakwah dan jihad. Jadi, kami cukup sibuk dengan ikhtiar dakwah kami, tak punya waktu untuk membuang waktu dalam sebuah diskusi yang tak ada hubungannya dengan misi khilafah.

Kami lebih baik intens diskusi dengan para ekonom, menjelaskan sistem ekonomi Islam untuk mengganti sistem ekonomi kapitalis liberal, yang telah menyengsarakan rakyat di negeri ini. Kami menjelaskan tentang Milkiyatul Ammah, mikiyatul Ad Daulah dan Milkiyatul Fardiyah.

Menjelaskan mekanisme distribusi harta ditengah manusia, serta optimalisasi produksi untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa. Kami juga, menjelaskan mekanisme distribusi secara ekonomi melalui pembagian kepemilikan dan rincian sebab-sebab kepemilikan, dan mekanisme distribusi harta melalui mekanisme non ekonomi seperti zakat, infak dan sedekah.

Kami juga telah sibuk diskusi dengan praktisi pendidikan, untuk menjelaskan tujuan pendidikan adalah untuk membentuk kepribadian Islam (syakhdiyah Islam), yakni membentuk pola fikir (Al fikr) dan pola sikap (an nafs) yang Islami.

Diskusi kami juga sedang intens dengan para ahli tata negara, untuk membahas mekanisme baiat kepada Khalifah, syarat menjadi Khalifah, pembagian fungsi peradilan, kekuasaan dibawah Khalifah baik oleh Muawin, Wali maupun para amil. Membahas rancangan dustur yang akan didadopsi Khalifah, dll

Kami menjelaskan khilafah pada generasi pemuda dan mahasiswa, karena mereka inilah agen-agen perubahan. Waktu kami lebih berharga dan lebih dibutuhkan mengisi kajian ditengah mahasiswa, ketimbang ketemu anak buah mega di DPR.

Membahas khilafah dengan para ulama juga lebih urgen untuk bersinergi, berdakwah ditengah umat untuk memperjuangkan tegaknya syariah Islam secara kaffah melalui penegakan institusi khilafah. Jadi, itulah sebabnya kami tak ada waktu untuk melayani tentangan Megawati untuk berdiskusi dengan PDIP di DPR. [].

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan