Tidak semudah itu p menteri.

Wah, mas Menteri, tidak semudah itu menyimpulkan sesuatu.
Yang anda katakan itu tidak selalu benar. Cobalah berkeliling sedikit ke sekolah-sekolah kita yang sudah punya tradisi. Pesantren kita yang sudah tua, kita akan kaget. Kelulusan adalah merupakan pertukaran alam bagi siswa. Mereka  siap berjuang menghasilkan pekerjaan-pekerjaan baru. Pendidikan memang bukan menghasilkan pekerja, pendidikan menghasilkan manusia bijak yang siap hidup di masyarakat. Jangan terlalu khawatir dengan yang sedang berlangsung, kita sedang menjalankan UU Sistem pendidikan kita, dengan segala turunannya.

Hemat saya nilai akreditasi adalah cerminan dari mutu. Sejumlah standard harus dipenuhi. Pemenuhan standard itu tidak main-main. Diusahakan perbaikannya bertahun-tahun.

Kehadiran di kelas bagian dari proses belajar yang menarik. Mata bertatap mata. Wajah melihat wajah. Ekspresi yang menguatkan semangat.  Dialogis, diskusi, saling bertanya. Mungkin itu tidak cukup? Masih  ada tugas terstruktur. Ada tugas kelompok. Ada taman-taman akademik dimana mereka terus berdiskusi melanjutkan tugas tugas diperoleh di kelas.

Semua kita siap berubah, namun jangan pernah kurangi nilai yang pernah negeri ini lakukan.

Akreditasi BAN-PT misalnya membuat banyak perubahan manajemen perguruan tinggi kita. Akreditasi Institusi PT, membuat PT terus dan terus berbenah.

Anda katakan: "Gelar tidak lagi menjamin kompetensi. Kelulusan tidak lagi menjamin kesiapan seseorang dalam bekerja. Akreditasi tidak lagi menjamin mutu. Kehadiran di kelas tidak lagi menjamin proses belajar."

Ungkapan-ungkapan ini membangkitkan kekhawatiran saya. Mimpi-mimpi indah kita tentang manusia unggul Indonesia akan menjadi sesuatu yang lain yang kita tidak harapkan.

(Copas dr FB Prof Dr.Muhammad Nur, DEA, salah satu Guru terbaik saya yg banyak mensibghoh dan menginspirasi saya saat sy menjadi mahasiswa beliau).