Membaguskan wudlu
“Saat seseorang berwudlu kemudian membaguskan wudlunya dan mengerjakan shalat dua rakaat, dia pun tidak berbicara dengan dirinya dalam berwudlu dan shalatnya tentang hal duniawi, niscaya keluarlah dia dari segala dosanya, seperti hari dia dilahirkan oleh ibunya.” (HR Bukhari dan Muslim)
.
Kata “membaguskan wudlu” dalam hadits tersebut di atas tidak hanya berarti membasuh anggota-anggota badan tertentu secara merata. Membaguskan wudlu berarti juga membasuh, membersihkan, dan menyucikan “organ-organ batin” dari keburukan dan dosa sambil terus berdzikir kepada Allah. Inilah yang dikatakan wudlu batiniah, wudlu yang akan membuat shalat kita ada “roh”-nya.
Hadits ini memiliki korelasi dengan hadits lain. Rasulullah saw bersabda:
“Apabila seorang muslim berwudlu, ketika membasuh muka, keluar dari wajahnya dosa-dosa yang pernah dilakukan matanya bersama tetesan air yang terakhir; ketika membasuh kedua tangannya, keluarlah setiap dosa yang pernah dilakukan tangannya bersama tetesan air yang terakhir; ketika membasuh kakinya, keluarlah dosa yang dijalani oleh kakinya bersama tetesan air yang terakhir, sampai dia bersih dari semua dosa.” (HR Muslim)
“Pengampunan dosa” ini akan sulit terwujud melalui wudlu andai hati lalai dari mengingat Allah SWT, Rasulullah saw menegaskan sebagai berikut:
“Barang siapa mengingat Allah ketika wudlu, niscaya Allah sucikan tubuhnya secara keseluruhan. Barang siapa tidak mengingat Allah, niscaya tidak disucikan oleh Allah dari tubuhnya selain yang terkena air saja.” (HR Daruquthni dari Abu Hurairah)
Kata kunci untuk menyelaraskan antara wudlu lahir dan wudlu batin adalah kesadaran atau niat yang tulus. Kita sadar apa yang sedang kita lakukan. Kita sadar bahwa wudlu adalah prosesi pembersihan diri. Kita sadar bahwa wudlu adalah sarana untuk taqarrub ilallah. Kita sadar bahwa setiap basuhan air wudlu akan menggugurkan dosa-dosa.
Fb. Berita Islam
Comments
Post a Comment