Khilafah vs Demokrasi masa sahabat

MIMPI DI SIANG BOLONG
by Yogie W. Abarri


Innä liLLähi wa innä ilaihi räjiün.
Innä liLLähi wa innä ilaihi räjiün.
Innä liLLähi wa innä ilaihi räjiün.

Berkali² Umar bin Abdul Aziz mengucapkan kalimat istirja'.

Shock dia ketika mendengar ulama tabi'in ahli fikih yang bernama Raja' bin Haiwah al-Kindi membacakan surat wasiat Sulaiman bin Abdul Malik bin Marwan.

Di surat wasiatnya, khalifah yang baru saja mangkat tersebut ternyata menunjuk Umar bin Abdul Aziz sebagai khalifah penerusnya.

Tapi rupanya bukan hanya Umar bin Abdul Aziz. Hisyam bin Abdul Malik pun juga mengucapkan kalimat istirja'.
Hanya saja itu lebih disebabkan kecewa karena bukan nama dia yang disebut, dan karena urusan kekhilafahan tersebut telah berpindah dari tangan anak² Abdul Malik.


Anomali

Pengangkatan Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah telah menjadi anomali pada Dinasti Umayyah setidaknya dalam dua hal.

Pertama, dalam hal wasiat penunjukan (pewarisan) oleh khalifah sebelumnya.

Sejak masa Dinasti Umayyah, pergantian khalifah yang di era sebelumnya (era khulafaur-rasyidin) selalu dikembalikan kepada pemilihan Ummat, telah berubah menjadi monarchi-heridetis.

Dengan kata lain, sejak masa Dinasti Umayyah kekhilafahan sebenarnya telah bergeser menjadi ala monarki (kerajaan) yang kekuasaannya diestafetkan secara turun-temurun ke anak atau ke saudara terdekat.
Hanya saja, istilah khilafah tetap dipergunakan, dan negara tetap berkomitmen kepada Islam.

Khilafah 'ala minhajin-nubuwwah telah berubah menjadi mulkan, sejak Mu'awiyah bin Abu Sufyan menunjuk anaknya (Yazid bin Mu'awiyah) sebagai putra mahkota dan mewajibkan rakyatnya untuk menyatakan setia kepada anaknya tersebut.

Namun anomali terjadi saat jabatan khalifah beralih kepada Umar bin Abdul Aziz, yang juga masih bagian dari Dinasti Umayyah dan Marwani.

Awalnya adalah ketika khalifah sebelumnya (Sulaiman bin Abdul Malik) menulis surat wasiat.
Bukan anaknya atau saudara terdekatnya yang ia tunjuk sebagai putra mahkota, melainkan seorang kerabat yang lebih jauh tetapi dikenal sebagai orang yang cakap (kapabel), bijaksana, dan shaleh.

Dialah Umar bin Abdul Aziz bin Marwan.
Ibunya adalah Laila (Ummu Ashim) binti Ashim bin Umar bin al-Khaththab.

Setelah kemudian akhirnya dia berhasil dipaksa untuk berpidato, pidatonya yang pertama justru adalah pernyataan pengunduran diri. Dan dia menyerahkan kepada Ummat untuk memilih khalifah yang mereka kehendaki.

Tapi ternyata Ummat pun juga memilih dia.
Maka jadilah dia terpilih sebagai khalifah sebagaimana para khulafaur-rasyidin terpilih. Yaitu dipilih oleh Ummat.

Itu anomali-nya yang pertama.

Kedua, dalam hal kebijakan²nya selama memerintah.

Dalam opini rakyat, para khalifah dari Dinasti Umayyah dikenal sebagai perampas hak rakyat. Di antaranya adalah soal tanah.

Dan perilaku itu menular ke para pejabat negara di era tersebut.
Sehingga adalah biasa rakyat menyaksikan pemandangan khalifah dan para pejabat negara memiliki gaya hidup yang mewah.

Namun ketika Umar bin Abdul Aziz diangkat sebagai khalifah, beliau melakukan gebrakan² yang anomali.
Dan itu beliau lakukan mulai dari diri beliau sendiri, yang menyerahkan kekayaan pribadinya ke baitul mal.

Beliau kemudian menyita tanah² milik umum yang dikuasai oleh saudara²nya, saudara² khalifah terdahulu, dan para pejabat negara lainnya, untuk juga dikembalikan ke baitul mal.

Mualaf beliau bebaskan dari kewajiban membayar jizyah. Karena pada masa² sebelumnya di era Dinasti Umayyah, sempat muncul kebijakan... meskipun sudah masuk Islam (sudah jadi mualaf) warga negara yang semula kafir tetap harus terus membayar jizyah.

Dst, dst. Sehingga banyak kebijakan² di era beliau yang berjalan sebagaimana pada era khulafaur-rasyidin.
Dengan kata lain, beliau kembali berkomitmen kepada Syariah Islam käffah tanpa penyimpangan.

Wajar beliau paham benar dengan urusan tersebut, karena beliau pada dasarnya juga dikenal sebagai ulama, dan beliau juga mengumpulkan beberapa ulama untuk beliau bisa bermusyawarah dengan mereka.

Dan itupun persis sebagaimana para khulafaur-rasyidin yang mereka juga adalah ulama dan juga berkumpul (punya majelis musyawarah) dengan para sahabat lainnya yang juga ulama.

Ulama beneran lho ya.
Bukan ulama su'.

Anomali² di atas membuat para ulama sesudah masanya jadi menyebutnya sebagai khulafaur-rasyidin yang kelima. Mereka tak rela menyejajarkan beliau dengan para khalifah lainnya yang berasal dari Dinasti Umayyah.

Dua hal di atas dikatakan anomali, karena pasca beliau wafat, semua hal di atas kembali lagi sebagaimana sebelumnya di era Dinasti Umayyah.

Khalifah sesudah beliau hingga akhir Dinasti Umayyah kembali dipegang oleh anak keturunan Abdul Malik bin Marwan.
Kembali diestafetkan turun temurun ala monarki (sistem kerajaan).

Demikian pula dengan gaya hidup dan gaya menjabat para khalifah sesudah beliau tersebut.


Era yang Dirindu Ummat

Masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz meskipun cuma sebentar, ternyata mampu benar² menghapuskan kemiskinan. Negara bahkan sampai tak bisa menemukan satu warga pun yang bisa (masuk kategori bisa) menerima zakat, di seluruh wilayah negara yang membentang luas itu.

Era kepemimpinan beliau benar² dirindukan oleh Ummat Islam yang hidup di masa sesudahnya, hingga saat ini.

Demikian pula era kepemimpinan para khulafaur-rasyidin terutama era kepemimpinan mbah buyut beliau dari jalur ibu (yaitu Umar bin al-Khaththab), juga dirindukan oleh Ummat Islam.

Pada masa kampanye sebelum pilpres kemarin ini contohnya. Perbincangan di jagad maya dipenuhi dengan harapan netizen untuk bisa memiliki pemimpin sekualitas kedua Umar tersebut.

Tapi sayangnya...
Ummat masih banyak yang kurang jauh piknik pemikirannya, sehingga masih banyak yang belum turut merindukan SISTEM POLITIK yang ditegakkan oleh keduanya.
Sistem politik berlandas ideologi Islam, yang berkomitmen untuk menerapkan syariah Islam käffah. Yaitu khilafah.

Ummat masih banyak yang membatasi perjuangannya pada upaya menaikkan person yang baik aja.
Mereka belum paham bahwa PERSON yang baik saja itu tidak cukup, melainkan juga perlu SISTEM yang baik.

Ummat masih banyak yang menyangka bahwa mereka bisa memperjuangkan naiknya person yang baik melalui demokrasi.
Mereka tidak paham, bahwa sistem politik demokrasi itu sendirilah yang justru membuat naiknya orang baik itu menjadi mustahil.


Wahai Ummat,
Berhentilah kalian bertingkah seperti kaum pengkhayal yang suka bermimpi di siang bolong.

Kalau kalian ingin mendapatkan pemimpin yang baik (ingin dipimpin oleh PERSON yang baik), maka kalian juga harus berpikir untuk mewujudkan sistemnya (SISTEM yang baik) itu pula.

Kalian tidak perlu khawatir dengan bau busuk abab (yang keluar dari mulut) para profesor bayaran dan para ulama su' yang menakut²i kalian dengan dongeng keburukan² (penyimpangan) yang terjadi di era kekhilafahan Dinasti/Bani Umayyah, Abbasiyyah, or Utsmaniyyah.

Mereka (dinasti²) itu adalah mulkan 'ädhdhan.
Jadi kalian tak perlu khawatir.
Karena berdasarkan bisyarah RasuluLLah SAW yang tertuang dalam hadits riwayat Imam Ahmad... kekhilafahan yang akan tegak setelah era mulkan jabariyatan yang sedang berlangsung ini... adalah kekhilafahan 'ala minhajin-nubuwwah lagi.

Gaya hidup dan gaya menjabat para khalifahnya akan seperti gaya para khulafaur-rasyidin dan Umar bin Abdul Aziz ketika menjabat sebagai khalifah.

Omongan para profesor bayaran dan para ulama su'... tak usah kalian dengarkan.
Mereka memang dibayar oleh majikannya untuk mengeluarkan abab busuk itu dari mulut mereka.

Itu karena majikan mereka itu takut, kalau khilafah tegak itu akan menyudahi penjajahan yang mereka lakukan selama ini di negeri kita.

Wahai Ummat,
Merapatlah kalian semua kepada para pengemban dakwah yang benar² mengerti urusannya.

Tegaknya kembali khilafah itu adalah pasti. Dan itu kini sudah tak lama lagi.

Maka ambillah bagian Anda. Jangan sampai ketinggalan kereta.
Semoga kelak di Padang Mahsyar kita semua dibangkitkan dan turut dikumpulkan di barisan hamba²Nya yang telah ikut serta menegakkan kembali institusi Islam yang agung tersebut. Amin2x YRA. []


CEK CORETAN LAINNYA DI
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=148111479098347&id=100016984876409

TELEGRAM BACKUP @bukangoresanpena

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan