Bisnis Hancur Bersama RIBA
Fakta : Bisnis Hancur Bersama RIBA
Fb: Abu Assakha Ananta
Allah ialah Zat yang Maha Pemilik Segala Sesuatu, pada Alquran Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah (276); “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa”
Tidak takut dengan segala larangan dan ancaman Allah yang telah disampaikan dalam Al Quran yang tentunya tidak ada keraguan padanya, Hanya petunjuk bagi orang yang bertakwa, sami’na wa atho’na (kami dengar dan kami taat), begitu seharusnya terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya.
“Tidak ada seorangpun yang banyak melakukan praktek riba kecuali akhir dari urusannya adalah hartanya menjadi sedikit” (HR.Ibnu Majah), Itulah sabda Rasulullah terkait dengan segala praktek transaksi (bisnis atau tataniaga) yang terkait dengan praktek ribawi.
Dan Bahkan ironisnya, tak sedikit dari para pelaku usaha membangun bisnisnya (apapun itu) dari bawah, usaha kecil ‘Bebas riba’ didirikan dan Bertumbuh sehingga menjadi relatif besar. Setelah tumbuh besar dan ‘sehat’, nah godaan/rayuan serta iming-iming datang menghampiri untuk icip icip berakad pinjaman ribawi dengan berbagai dalih pembenaran (nafsu Belaka).
Ketika Bisnis sudah berjalan dan Tumbuh serta dipandang memiliki prospek bagus, saat itu juga tidak sedikit para pemasar atau account officer (AO) suatu bank berdatangan menawarkan produk produk pinjamannya. Secara teknis Hampir tidak ada bank yang mau memberikan pinjaman kepada orang yang baru buka usaha atau pengusaha pemula.
Bank sebagai lembaga keuangan yang bertujuan profit oriented melirik dan membidik (seperti cicak menerkam nyamuk) setiap pelaku usaha yang dipandang layak untuk diberikan kredit, baik sebagai tambahan modal kerja ataupun kredit investasi. Disampaikan dengan sangat menggoda dan meyakinkan bahwa dengan tambahan modal maka usaha akan menjadi semakin berkembang, omzet penjualan jauh meningkat yang tentunya bermuara pada pundi2 keuntungan akan jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Alhasil, sejak akad kredit Terjadi, Mulai saat itu juga perangkap dan jebakan hutang langsung menusuk dan memasukkan bisnis itu kedalam lingkaran setan yang tidak ada ujung pangkalnya.
Why Not!, walau omzet penjualan meningkat jauh meningkat yang tidak jarang diikuti juga dengan peningkatan nilai piutang yang melambung tinggi.
Disinilah letak kegagalan dalam pemahaman bahwa dengan Hutang (RIBAWI) akan dapat Meningkatkan tumbuh Bisnis secara Masif
Mungkin jika dilihat laporan keuangan (omzet) akan sangat menggiurkan (senang) namun tidak berbanding dengan nilai Hutang yang terus bertambah dan bahkan tak tertagih.
Tampak sukses dan kelihatan kaya, padahal hutang baru kian bertambah dan semakin menumpuk. Kelihatan darmawan ‘rajin sedekah dan infak’, padahal nyata-nyata tidak diterima (tertolak) sedekah dan infak dari hasil Bisnis yang mengandung harta haram. Kelihatan keluarga yang tenang dan bahagia, padahal gelisah karena berbagai urusan membuat sibuk atau beban termasuk mempersiapkan setoran ‘RIBA’ pinjaman setiap bulan.
Kerja keras tanpa mengenal waktu (mungkin ada yang salah dengan itu), masalahnya adalah Hilangnya rasa syukur dan sabar. Semuanya dinilai dengan Harta merasa rezeki selalu kurang. Akhirnya terbangun sifat mengeluh, sudah kerja keras kok rasanya kurang terus. Sudah sedekah dan beramal sholih, tapi semakin banyak masalah. Ada apa dengan bisnis saya, apa yang keliru ? Secara logis dan menurut apa yang dimaksud dengan kecerdasan intelektual, orang akan menjawab akibat kesalahan dalam manajemen keuangan, kurangnya monitoring dari aspek pengawasan, dan risiko bisnis yang tidak termitigasi dengan baik. Padahal semua itu akibat Mindset yang salah karna pemahaman RIBAWI yang dikira membawa Keberuntungan.
Dan pada Akhirnya Binispun Hancur dan menjadi Penyebab Masalah yang kompleks serta sulit untuk membangun kembali
Apakah Anda Ingin Menjadi Aktor Selanjutnya dalam Bagian dari Fakta Ini ???
Jadilah Muslim Pintar dengan
Kerja Cerdas
Kerja Amanah
Kerja Ikhlas
Berkah Berkah Berkah
Comments
Post a Comment