Suami yang hilang sifat laki-lakinya
WAHAI PARA SUAMI
Maukah kuberitahu cara membahagiakan rumah tanggamu?
Taklukkan saja hati istrimu, buat dia sangat berharga dan pahami perasaannya. Tapi ternyata tak semua suami yang mau menurunkan egonya. Lebih memilih memenangkan ego, daripada mempertahankan rumah tangganya. Kalau saja semua suami tahu, tidak akan terjadi seorang ibu yang kerap marah-marah pada anaknya.
Entah sudah berapa banyak pengakuan dari para istri, yang marah pada anak sebenarnya karena kekesalan yang telah beranak pinak pada suami, yang tidak terluahkan.
Mengapa ini bisa terjadi?
Setelah ditelusuri ternyata permasalahan ini bermula karena banyak para suami yang telah lupa dengan fitrah kelaki-lakiannya. Maka tak heran ada suami yang tampil bak perempuan. Bukan laki-laki yang tiba-tiba ingin pakai rok atau make up. Tapi jiwanya yang tanpa sadar telah menjadi keperempuan-perempuanan.
Mau bukti?
Bila istri marah...suami ikut marah..
Bila Istri merajuk...suami ikut merajuk..
Bila Istri diam...suami ikut diam..
Bila Istri munggungi..suami ikut munggungi..
Laaahhh kalau begitu apa beda aku dan kau bang??
Laki-laki yang bersikap mengikuti sikap istrinya, sesungguhnya di dalam dirinya ada sikap keperempuanan.
Kok bisa?
Bisa jadi dia terlalu lama diasuh ibunya, ayahnya pergi entah kemana. Dia kurang kasih sayang dan didikan dari ayahnya untuk tumbuh menjadi lelaki sejati. Maka dia tumbuh tanpa sadar mengikuti gaya ibunya. Fitrah kelelakiannya kabur dan tak tumbuh dengan semestinya. Meski berusaha ditutup-tutupi dengan memakai otot kelaki-lakiannya, misal memukul, menampar, berkata kasar dan sebagainya. Dia kira dengan menunjukkan sisi kelaki-lakiannya itulah lelaki sejati. Padahal laki-laki sejati dalam keluarga adalah 'laki-laki yang paling baik bagi keluarganya'.
Suami yang kasar pada istri adalah laki-laki yang tidak punya 'medan pertempuran'. Dia kehilangan jati diri karena tak bisa menyalurkan fitrah kelelakiannya dengan tepat. Apa saja fitrah kelelakian? Menjadi pemimpin yang bisa mengayomi, melindungi, bertanggung jawab dan mengasihi. Semua ini perlu latihan sedari kecil.
Beraaat sungguh beraaat jadi istri di negara yang fatherless country ini. Para laki-laki tak dididik menjadi laki-laki sejati. Ayahnya sibuk bekerja dan tak pernah tampak di rumah. Lalu para suami-suami tak lagi punya role model untuk menjadi suami sejati itu seperti apa. Begitulah...maka jadilah sering kita temui istri tampil bak hero, suami tampil bak princess yang selaluu ingin dimengerti. Padahal semestinya istrilah yang harus sering dimengerti. Sebab seharian dia membersamai anak-anak, perhatian dan penghargaan dari suami jadi penentu tentram tidaknya hati istri menjadi ibu untuk anak-anaknya. Tapi itu tidak didapatkannya dari suami.
Bahkan ada suami yang tidak merasa bersalah melihat istrinya lintang pukang mencari nafkah, dan malah mendorong istrinya untuk mencari nafkah. Dia sibuk main game dengan hpnya. Bahkan ada seorang suami yang malu bila istrinya tak bekerja di luar rumah. Duh! Ini suami atau partner kerja ya. Ini rumahtangga atau industri untuk menghasilkan rupiah ya.
Saat anak-anak rewel tak tentu arah, istri juga yang salah karena tak mampu mendidik anak dengan baik dan benar. Betapa beratnya jadi istri di zaman ini..
Wahai para suami..
Bila dalam rumahmu terasa hambar dan garing, koreksilah dirimu. Jangan buru-buru menilai istri yang tak sempurna. Bukankah sebuah kapal berlayar tergantung nakhodanya? Engkaulah nakhoda di dalam kapal yang sedang mengarungi bahtera rumah tangga. Bukan istrimu. Telisiklah jiwamu, apakah tanpa sadar telah memakai jiwa keperempuanan? Bila ada, segeralah kembali ke fitrahmu. Jadilah laki-laki sejati yang menjadi hero untuk keluargamu. Yang menjadi tempat bersandar untuk istrimu. Yang menjadi sumber ketentraman bagi anak dan istrimu.
Padahal kalau saja kalian tahu, menaklukkan hati perempuan itu teramat mudah.
Wahai para suami ketahuilah..
Saat istri ngambek, bukan meninggalkannya. Tapi peluklah..meski dia mengelak dan menolak, sesungguhnya dalam hatinya telah terbit bunga-bunga dan love-love yang berterbangan di sekitarnya.
Wahai para suami ketahuilah..
Saat istri marah, bukan ikut memarahinya. Tapi dengarkanlah. Mendengarkan istri marah tidak akan menurunkan harga dirimu. Dia istrimu, bukan bawahanmu yang lantas kau balas memarahinya. Dia tulang rusukmu yang hanya bisa kau luruskan dengan tatapan penuh cintamu.
Wahai para suami ketahuilah..
Saat istrimu diam, bukan ikut mendiamkannya. Tapi rayulah..godalah..sampai dia melemparkan bantal ke arahmu dan dia pura-pura marah, padahal dalam hatinya telah terbit bahagia. Bila sudah begini, peluklah. Dan biarkan dia tumpahkan 20.000 kata yang mungkin tak pernah kau dengarkan. Meski kau tampak bodoh mendengar tumpahan air bah kata-kata istrimu, itu tak kan mengurangi wibawamu tapi malah menaikkan nilai kelelakianmu. Meskipun kau tak 100% paham ceritanya yg panjang lebar, tak mengapa, tetaplah pura-pura antusias. Istrimu tetap bahagia.
Wahai para suami ketahuilah..
Yang terkakhir adalah..
Jangan pelit pada istrimu. Banjirilah istrimu dengan hadiah, karena hadiahmu pada istri adalah cara paling mudah memancing rizki untuk keluargamu.
Jadilah lelaki sejati wahai para suami. Bukan dosa bila terus belajar memperbaiki diri, bukan hina bila mengakui kesalahan di depan istri. Lupakan egomu yang selalu ingin dimengerti. Karena kebahagiaan istrimu adalah kebahagiaan anakmu juga. Karena kebahagiaan istrimu adalah ketentraman bagi seisi rumahmu. Karena kebahagiaan keluarga adalah kebahagiaan bagi masa depan bangsa.
#Nur_aynun #Ketahananrumahtangga
#IslamicParenting
http://klikwa.com/daftargroupparenting
http://klikwa.com/daftargroupparenting
http://klikwa.com/daftargroupparenting
Comments
Post a Comment