KDRT vs Suriah

Ibarat rumah tangga, meski si suami KDRT tetep aja tetangganya gak bisa ikut campur urusan rumah tangga orang.

Bagaimana kalau ternyata KDRT nya itu cuma fitnah? Bagaimana kalau ternyata si istri yang suka halu? Karena punya PIL dia ngarang ngarang cerita. Biar hak asuh anak dia yang pegang, dia ngarang cerita suaminya kasar.

Bisa saja terjadi. Makanya butuh melibatkan pihak berwenang untuk mengatasi. Orang awam gak bisa ikut ikutan. 

Dalam skala yang lebih besar, misal antar negara, hal yang sama juga berlaku. Misalnya kasus Suriah, banyak rakyat Indonesia yang berbondong bondong ke Suriah. Katanya mau jihad. Jihad melawan pemerintah Suriah yang sah.

Bukan ngebela pemerintah Suriah. Tapi warga Indonesia gak punya wewenang ikut campur urusan negara orang. Ibarat tetangga, Kita gak punya wewenang urusan rumah tangga orang. Apalagi gabung dengan pemberontak ikut perang melawan Pemerintah. Jihad apa itu?

Bagaimana kalau isu yang selama ini disebarkan adalah fitnah? Bagaimana kalau isu isu tersebut sengaja disebar untuk memecah belah Suriah? Kemampuan menyeleksi informasi sangat diperlukan.

Makanya, saya menolak ketika ada teman yang saran agar saya lebih percaya relawan Indonesia yang ke Suriah langsung daripada info dari beberapa reporter Independent.

Bagaimana saya bisa yakin bahwa mereka ke Suriah bukan untuk bergabung dengan para teroris? ISIS, Al Nusra, atau Faksi Revolusi Suriah?

Memang ada yang begitu? Banyaaak. Bahkan sekarang banyak WNI laki laki perempuan yang ditahan milisi Suriah. Karena mereka bagian dari ISIS. Coba baca berita manca negara. Biasanya WNI pakai visa Turki trus secara ilegal masuk ke Suriah.

Saya juga nyimpan SS yang membuktikan salah seorang WNI yang menjadi bagian dari pemberontak di Suriah.

Saya memilih untuk tidak percaya siapa siapa. Setidaknya hingga saya membandingkan beberapa sumber berita.

Jangan sampai niatnya mati syahid berujung mati sangit sia sia. Gak usah mengatas namakan jihad kalau sekedar suka perang dan membuat kerusakan.

Eka P Al Rasyid